Ada sensasi tertentu ketika seseorang tiba di kota baru lalu dengan sengaja menyaksikan sebuah momentum besar, momen ketika sebuah kota menghidupkan dirinya lewat kreatifitas anak mudanya. 0231 Calling (30 November 2025, Himas Coffee & Eatery, Cirebon) adalah momen itu bagi saya secara personal setelah hampir enam bulan tinggal di Cirebon.
Sekitar 300an muda-mudi secara perlahan memenuhi venue, menyanyikan lirik, saling dorong, tertawa, pancaran keringat, dan bersuka cita tanpa peduli siapa mereka di luar ruangan itu. Dengan line-up lintas genre: (nama akun Instagram-copas dari caption IG @0231_calling hehe) @poisonnova666, @anthrprjct, @jamessteadyrawkandbeat, @baxlaxboy (special set), @goodoldreams, @handofchainhc, @marryanne_____, @themymy, hingga kolaborasi hip-hop @jsk.record × @noyzeborn malam itu bukan hanya gig, melainkan pesta sosial dengan beat penutup yang gak mau pulang bersama @sir.marp. Komplit!
Salah satu panitia berucap pada saya: “Kurang lebih sudah 10an tahun nggak ada acara musik seramai ini di Cirebon.” Kalimat itu terus terngiang sampai detik ini. Sepuluh tahun bukan cuma “waktu lama”, ia adalah jurang (gap) generasi dalam ekosistem kreatif. Dan saya tidak datang tanpa aba-aba. Sebulan sebelumnya, saya hadir di Pre-Event 0231 Calling yang digelar Subsonic untuk Tur Raya Daendels Iksan Skuter (27 Oktober 2025) juga di venue yang sama. Crowd-nya padat, atmosfernya intens, dan dari sana saya mulai paham bahwa geliat ini tidak muncul tiba-tiba. Cirebon sedang membangun dirinya perlahan namun konsisten.
Perlahan saya mengenal jejaring kreatif yang menggerakkan musik Cirebon:
- Pentas Irama: ruang gig reguler yang menjaga kebiasaan berkumpul.
- Eastwild: saya mengenal Mas Panji di gig Tohir Crew (28 November 2025), lalu menyadari ia juga tampil sebagai MC di Jouska Records dkk pada 0231 Calling kemarin. Dan penasaran dengan scene di Cirebon Timur yang mas Panji ceritakan kemarin.
- Tohir Crew / United Control: agresif, hangat, padat, dan sangat kolektif.
- Subsonic: pintu masuk personal saya ke ekosistem gigs Cirebon.
Semua ini bukan determinasi yang muncul sekejap. Livotix, platform ticketing buatan penyelenggara, menegaskan bahwa 0231 Calling bukan hanya event melainkan pembangunan infrastruktur budaya.
Di tengah euforia malam itu, seperti biasa, saya membuat video jurnal (vlog) #RawDocRaw berdurasi 2 jam 30 menit 08 detik. Mentah. Tidak dipotong. Tidak diperindah. Hanya satu niat: agar energi itu tidak hilang setelah malam selesai. Saya terlalu sering menyaksikan peristiwa budaya/gagasan besar menguap tanpa jejak. Beruntung bertemu sama Fajri, Rio, dan Edwin juga merekamnya secara proper dan kawan panitia di FKSM lainnya.
Kesadaran untuk mengarsip bukan datang tiba-tiba di Cirebon, tapi karena Cirebon juga saya mulai membuat vlog, hee… Namun, kebiasaan mengarsip ini terbentuk dari perjalanan/pengalaman saya sebelumnya:
- Yogyakarta, bertahun-tahun berada di atmosfer kreatif yang menjadikan dokumentasi bukan sekadar pelengkap, tetapi bahan bakar pertumbuhan. Di sini saya belajar bahwa arsip adalah fondasi yang membuat kota kreatif terus bergerak maju. Spesialnya, trims buat Indonesian Visual Art Archive (IVAA) yang menanamkan saya pada mindset ini.
- Pehagengsi, kolaborasi untuk distribusi mandiri gagasan karya sendiri dalam program #PehagengsterTurDalamNegeri, menjelajahi 50+ titik pemutaran di 23 kota. Dari sini saya memahami bahwa arsip perjalanan kolektif adalah mesin penguatan komunitas.
- Tutbek, kolaborasi merchandise dengan musisi sebagai praktik konversi modal sosial ke modal finansial/ekonomi dan bukan semata komoditas.
- Bioscil*, event sebagai ruang pertemuan lintas generasi dan produksi pengetahuan pada generasi selanjutnya melalui ruang cerita bersama dan bukan sekadar tontonan. Di sinilah saya belajar bahwa event bisa menjadi ruang sosial pengetahuan. *Love you ibu Hindra!
Portofolio itulah yang membantu saya bekerja dua minggu sebelum 0231 Calling, sebagai Manajer Publikasi dan Dokumentasi untuk acara Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2025 di Pelabuhan Cirebon (17–23 November 2025). Selama 7 hari ribuan pengunjung datang, berbincang, berkarya, menciptakan jejaring lintas disiplin. Pengalaman itu membuat saya cepat mengenal lanskap kreatif Cirebon dan menyadari: kota ini sedang berada dalam titik didih terpanas momentum historis kreatifitas anak mudanya. Sependek pengetahuan saya yang baru enam bulan intens di kabupaten ini.
Dengan pengalaman-pengalaman itu, saya memandang 0231 Calling bukan sekadar gig, tetapi peristiwa budaya kota, titik kumpul energi yang seharusnya berdampak panjang. Di titik inilah muncul keresahan saya, dari sudut pandang orang yang percaya pada arsip sebagai aset produksi pengetahuan, bukan dari kacamata penonton kasual.
Untuk acara sebesar ini, dengan line-up kuat, crowd tiga ratusan orang, ekosistem yang terkoneksi, dan sejarah 10an tahun kekosongan, sangat disayangkan tidak ada publikasi fisik seperti booklet/flyer fotokopian berisi tentang acara/program, lembar profil musisi/kolektif, daftar pelapak, maupun info narasi acara atau profile kolektif penyelenggara sampai yang terlibat di venue. Informasi hanya disampaikan lewat MC sepanjang pertunjukan, dan tentu banyak yang terlewat karena kita datang untuk mengalami, bukan mencatat. Piss mas Alam dan mas Bojong saya masih suka ama info2 selebaran fisik...
Publikasi fisik bukan sekadar pelengkap ia adalah cara kota menyimpan ingatannya sendiri. Ia dibaca di rumah, disimpan di kamar, diwariskan antar generasi kreatif. Ia menjadi arsip budaya. Saya menyampaikan ini karena saya percaya, Cirebon berhak mengingat dirinya sendiri.
Jika energi sebesar 30 November 2025 berlalu tanpa arsip, kota ini kehilangan kesempatan belajar dari dirinya sendiri. Kita sedang menyaksikan sejarah kecil dan sejarah kecil berharga hanya jika disimpan dan dikembangkan. Malam itu bukan hanya gigs; ia adalah penanda bahwa Cirebon sedang menulis bab baru budaya anak muda oleh pemuda-pemudinya sendiri. Dan seperti karakter pelabuhan yang sejak ratusan tahun menjadi titik temu ragam energi; perdagangan, budaya, musik, ideologi, Cirebon kembali menyerap, bertemu, membentur, membentuk, dan terbentuk.
Sekarang tugas kita sederhana namun mendasar: Jangan hanya merayakan energi, simpanlah ia. Karena yang tidak disimpan (diarsipkan) hari ini tidak akan menjadi pengetahuan kota besok. Kita ingin masa depan di mana orang berkata bukan: “Pernah ada acara sekeren 0231 Calling,” melainkan: “Kita tumbuh karena acara-acara seperti 0231 Calling.” Selama ingatan kolektif dijaga, Cirebon tidak hanya bergeliat, namun Cirebon sedang… Silahkan isi sendiri bagi kalian yang kemarin hadir di acara-acara yang saya sebut di atas. Drop your comment, yes. Sipsip!
Simak video jurnal saya selama di Cirebon di sini (click).
Bonus yang terfoto kemarin.

No comments:
Post a Comment