malam lebaran kami nge-band. saya yang paling kecil diantara oom-oom saya lainnya. pada lubang kaca pintu kedua studio yang kami sewa ada sepasang mata tajam yang memperhatikan kami. kebetulan saya duduk di belakang drum dengan posisi paling pojok. perlahan tersadar ternyata itu adalah matanya umi. ditemani suara takbir yang bersaut-sautan, kami berlima digelandang pulang ke rumah sambil saling tatap dengan diam. dalam hati saya berkata, "daripada nonton tarling nanti bisa kena orang berantem karena mabuk, mending band-band an di studio".
*umi adalah panggilan lain dari ibu
No comments:
Post a Comment