“Koteklema & Ksatria Laut Lamalera” adalah sebuah karya seni pertunjukan berbasis arsip Museum Daerah Nusa Tenggara Timur (MNTT), dengan menggunakan metode storytelling sebagai sebuah pendekatan penciptaan karya. Koteklema adalah jenis ikan paus sperma (physeter macrocephalus) dan bentuknya juga menyerupai sperma (sperm whale) yang diburu oleh masyarakat Lamalera. Sedangkan “Ksatria Laut Lamalera” adalah julukan yang merujuk pada juru tikam paus, yang disebut Lamafa. Penangkapan koteklema telah menjadi budaya dan tradisi bagi masyarakat Lamalera sejak sekitar abad 16 Masehi hingga saat ini. Dokumentasi tradisi penangkapan koteklema ini dapat ditemukan di museum, salah satunya adalah Museum Daerah NTT (MNTT). Dokumentasi ini diberlangsungkan sebagai salah satu cara mengenalkan budaya ini kepada masyarakat NTT pada khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. Dokumentasi tersebut berupa foto-foto tradisi ritual adat penangkapan koteklema masyarakat Lamalera yang terletak di pesisir Kab. Lembata NTT. Museum daerah ini berfungsi sebagai salah satu ruang untuk mengarsip berbagai budaya etnis di NTT, salah satunya dengan cara mengumpulkan, merawat dan melestarikan artefak koteklema yang terdampar pada tahun 1960an, serta mendokumentasikan tradisi penangkapan koteklema ini. Museum diharapkan menjadi salah satu pusat informasi yang dapat diakses oleh masyarakat khususnya pelajar sekolah. Namun berdasarkan catatan data kunjungan masyarakat, khususnya pelajar sekolah menengah umum, tingkat kunjungan ke museum berdasar inisiatif sendiri masih rendah.
Oleh karena itu, saya mengangkat metode storytelling untuk mengenalkan budaya ini secara lebih luas, menarik, dan mudah dipahami. Selain itu juga memanfaatkan ruang museum sebagai salah satu tempat yang nyaman dan menarik untuk dikunjungi. Dalam karya ini, storytelling adalah salah satu cara pendekatan dalam penciptaan karya. Arsip yang selama ini hanya menjadi arsip di musem—sebagai benda mati—akan dihadirkan dalam bentuk karya pertunjukan yang sederhana. Arsip tersebut akan saya manfaatkan sebagai media dalam bertutur untuk menyampaikan pesan dalam hal ini budaya penangkapan koteklema. Sehingga arsip tersebut akan menjadi menarik untuk ditonton ataupun dipahami sebagai sebuah pengetahuan. Proyek seni ini melibatkan remaja SMU kurang lebih selama dua hari dalam bentuk workshop storytelling yang di dalamnya para pelajar remaja ini terlibat aktif dan kreatif dalam memilih-merumuskan-membuat dan mengembangkan arsip di museum menjadi sebuah cerita. Mereka mencari tambahan informasi dengan bertanya kepada orang tua, saudara, atau tokoh masyarakat setempat. Pelajar ini melakukan “riset kecil” tentang arsip budaya mereka dimulai dari lingkungan terdekat. Tujuan dari pertunjukan maupun workshop ini mengenalkan kepada pelajar SMU sebuah proses kreatif cara “pengarsipan” dan pemanfaatannya secara sederhana yang menarik masyarakat untuk berkunjung ke museum dalam bentuk pertunjukan yang segar melalui workshop storytelling berbasis arsip MNTT. Sasaran dari storytelling ini adalah pelajar SMU agar para pelajar lebih bisa mengenal budaya mereka dan menjadikan budaya ini sebagai salah satu tradisi yang layak untuk diketahui, dilestarikan, dan dikenalkan kembali pada generasi berikutnya. Proyek seni ini bekerjasama dengan pihak museum dan pihak sekolah menengah umum di Kupang, serta melibatkan pemuda atau seniman lokal dalam penyelenggaraannya. Waktu dan pelaksanaan proses penciptaan sampai karya digelar, bertempat di Kupang NTT. Proyek ini juga melibatkan dan berkolaborasi dengan seniman ahli seni bertutur PM. TOH (storyteller) dalam pementasan karya dan workshop.
...selengkapnya bisa dilihat di sini: http://goo.gl/iOoiGP
No comments:
Post a Comment