jl. magelang terlalu panas sebagai jalan antar kota (jogja-magelang) hari itu. lalu lalang melalui pintu otomatis silih berganti di ruang setengah tembus pandang itu. warung sebelah juga sengaja terbuka lebar dengan suara blender keras sedang menghancurkan es batu. menggoda sekali untuk melihat lalu memesan segelas jus buah. panas.
kami ke dalam, melihat daftar antrian.
saya sempat sengaja tidur di masjid gang belakang ketika tahu bahwa antrian tidak bermain di sini. siapa cepat dia bisa menyelinap. bahkan ditinggal makan pun bisa. sampai terbangun, belum juga dapat giliran kami. mungkin sekitar 1 jam lagi baru jatah kami masuk ke dalam.
di dalam. layar 14 inch mengeluarkan gambar yang sejak 4 jam lalu kami bayangkan. 2 titik tepat di bagian kepala muncul. pertanda kurang beres.
catatan hari itu cukup banyak dan kami segera merevisi kebiasaan teledor kami.
panas dan cemas.
No comments:
Post a Comment